Senin, 12 Juni 2017

makalah kaada wa akhwatuhaa (af'al al-Muqarabah)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang
Ilmu al-Nahu merupakan salah satu ilmu a>lat untuk memahami bahasa arab serta memahami alquran dan Hadis yang menjadi pedoman umat Islam di dunia. Ilmu al-Nahujuga dapat membantu dalam mengkaji buku-buku karangan para ulama pada zaman dahulu maupun sekarang. Ilmu Al-Nahu dan al-S}arf ketikadi ibaratkan bagaikan perahu dan dayung yang digunakan untuk menuju ke sebuah pulau yang indah. Tanpa dayung dan perahu tersebut tidak akan mampu menuju ke sebuah pulau tersebut, sama halnya apabila tidak tahu tentang ilmu alat (al-Nahu dan al-s}orf) tidak akan bisa memahami alquran dan Hadis secara baik dan benar.
Mempelajari ilmu Al-Nahu dan S}arf dirasa penting karena dalam pembahasan yang ada dalam ilmu ini sangat dibutuhkan oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa Arab atau hal-hal yang bersangkutan dengan bahasa Arab, tujuannya agar seseorang yang mempelajari bahasa Arab bisa mengerti dan mendalami ilmu yang sedang dipelajarinya.
Pembahasan yang ada dalam ilmu al-Nahu dan S}arf sangat banyak bentuk dan jumlahnya, tidak hanya itu keterkaitan kedua ilmu ini sangatlah erat, maka tidak heran apabila dimendapatkan atau dimenemukan pembahasan yang sama dalam kedua ilmu ini,walaupun ilmu al-Nahu dan S}arf mempunyai pembahasa yang berbeda. Maka dari itu ilmu al-Nahu dan S}arf mempunyai peran yang sangat penting sekali bagi semua ilmu sebagai media untuk memahami dan mempelajari konteks arab.
Pembahasan yang ada dalam ilmu al-Nahu begitu banyak, namun yang akan dijelaskan dalam makalah ini yaitu tentang كاد و اخواتهاا.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian كاد و اخواتهاا ?
2.      Berapa Pembagian كاد و اخواتهاا ?
3.      Bagaimana Fungsi كاد و اخواتهاا ?
4.      Bagaimana I’rab كاد و اخواتهاا ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian  كاد و اخواتها
كاد و اخواتها  merupakan pembahasan pada fi’il na>qis yang sering kali dikenal dalam istilah bahasa arab adalah  افعال المقاربة  atau كاد و اخواتها. افعال المقاربة  dari باب التغليب, seperti كالقمرين للشمس و القمر .[1] Kata اخواتها adalah salah satu sebutan yang mencakup ketiga makna dari افعال المقاربة و افعال الشروع و افعال الرجاء. Istilah  افعال المقاربة  dari باب التغليب
Lafazh مقاربة  adalah bentuk مصدر dari lafazh قارب yang berarti dekat,[2] atau hampir saja terjadi, menunjukkan waktu yang dekat terjadinya. Adapun  الشروع merupakan مصدر dari kata kerja شرع yang bermakna memulai,[3] sehingga kata kerja ini digunakan untuk keterangan memulai sesuau pekerjaan. Sedangkan الرجاء  berarti mengharap atau menginginkan.[4]
كاد و اخواتها yang terdiri dari sebelas فعلا yaitu: كاد، كرب، اوشك، عسي، حري، اخلولق، جعل، طفق، اخذ، علق و انشأ , semua ini termasuk kata kerja kecuali عسي. Za>hid bin Sa’lab mengatakan bahwa عسي bukanlah kata kerja melainkan حرف, akan tetapi Ibn Sarra>j menganggap bahwa عسي adalah kata kerja karena dimasuki oleh تاء الفاعل و اخواتها, seperti: عسيت، عسيتما، عسيتم، عسيتن.[5] Semua jenis فعل ini berfungsi seperti  كان و اخواتها, yaitu ketika berada di depan mubtada’  maka isimnya menjadi marfu>’ dan khabarnya menjadi mansu>b. Akan tetapi khabar dalam كاد و اخواتها diharuskan atau diwajibkan berbentuk fi’il mudha>ri’ atau جملة فعلية.[6] Namun seluruh افعال المقاربة tidak berfungsi untuk menerangkan atau menunjukkan suatu  pekerjaan yang dekat terjadi[7].
كاد و اخواتها  dapat bermakna peniadaan ketika dia didahului oleh hurufما  , akan tetapi makna akan tetap ketika tidak ada yang mendahuluinya.[8] Dalam fi’il ini ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yang pertama khabarnya harus dalam bentuk fi’il muda>ri’, yang bisa didahului dengan huruf أن dan boleh juga tidak. Kedua, khabarnya tidak boleh mendahului fi’ilnya. Ketiga, apabila khabarnya disertai dengan  أن المصدرية maka tidak boleh berada ditengah tengahnya. Keempat, bisa menghapus khabarnya apabila maksud sudah tersampaikan.[9]
 Adapun contoh افعال المقاربة adalah:
1.      كاد : ماكاد الطالب ينجح (Siswa itu hampir lulus).
2.      أوشك : أوشك المطر ان ينزل ( Hujan itu hampir turun).
3.      كرب : كرب الألم يزول (Penyakit itu hampir hilang).

B.   Pembagian كاد و اخواتها
كاد و اخواتها termasuk fi’il na>qis ketika berada di depan mubtada’ dan khabar maka isimnya menjadi marfu>’ dan khabarnya menjadi mansu>b.[10] Diantara pembagian af’al tersebut sebagai berikut:
1.      افعال المقاربة
افعال المقاربة adalah fi’il yang digunakan untuk menunjukkan makna dekatnya suatu perbuatan terjadi.[11] Adapun fi’il yang menunjukkan makna tersebut adalah: كاد، كرب، اوشك، هلهل، أولي و ألم.[12] Namun dalam penjelasan lain dikatakan bahwa yang termasuk  افعال المقاربة yaitu: كاد، كرب، اوشك.[13]
Contoh:
a.       كاد : كاد الطالب ينجح (Siswa itu hampir lulus).
b.      أوشك : أوشك المطر ان ينزل ( Hujan itu hampir turun).
c.       كرب : كرب الألم يزول (Penyakit itu hampir hilang).
d.      يَكَادُ البَرقُ يَخطَفُ اَبصَارَهُم كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُم مَشَو فِيهِ
Terjemahnya: Hampir hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka, setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu. (QS/02: 20)
Dari contoh diatas memberikan pemahaman yang sempurna tentang kelulusan siswa sudah hampir tejadi, dikerenakan adanya fi’il كاد dalam jumlah tersebut.Sebelum fi’il كاد masuk dalam jumlah tersebut maka pemahaman yang akan didapatkan oleh pendengar bahwa siswa itu lulus pada waktu sekarang atau akan datang. Dengan demikian fi’il muda>ri’ yang berfungsi sebagai khabar كاد memberikan stressing bahwa kelulusan akan semakin dekat sekali kepada siswa.

2.      افعال الشروع
افعال الشروع adalah fi’il yang digunakan untuk menunjukkan dimulainya suatu pekerjaan.[14] Adapun fi’il yang menunjukkan makna tersebut adalah:
جعل، طفق،شرع، هب، قام، هلهل، اخذ، علق و انشأ.[15] Contohnya:
a.       جعل يتكلم (Dia mulai berbicara)
b.      أخذ ينظم (Dia mulai menyusun nadzham)
c.       علق يفعل كذا (Dia mulai mengerjakan ini)
d.      أنشأ السائق يحدو (Sopir itu mulai menggerakkan hewan kendaraannya).
e.     رُدُّوهَا عَلَيّ فَطَفِقَ مَسحَا بِالسُّوكِ وَالأَعنَاقِ
Terjemahnya: Bawalah semua kuda itu kepadaku, lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. (Qs/38: 33)
3.      افعال الرجاء
افعال الرجاء adalah fi’il yang menunjukkan suatu pengharapan terjadinya sesuatu pebuatan[16]. Adapun fi’il yang menunjukkan makna tersebut adalah: عسي، حري، اخلولق, akan tetapi ‘Abd  al-Ma>lik dan Ibn T}ari>f dalam bukunya fi al-Af’a>l menambahkan, yaitu ثعلب، كارب، قارب، قرب، أحال، أقبل، أظل، أشفي، ودنا، وأثر، وقعد، وذهب، و ازدلف، و دلف، وأزلف، وأشرف، وتهيأ، وأسف.[17]  Contohnya:
a.       حري زيد أن يقوم (Pantaslah Zaid untuk berdiri)
b.      إخلولقت السماء أن تمطر (Hampir saja langit menurunkan hujan)
c.     عَسَي رَبُّكُم أَن يَرحَمَكُم وَإِن عُدتُم عُدنَا وَجَعَلنَا جَهَنَّمَ لِلكَافِرِينَ حَصِيرًا
Terjemahnya: Mudah mudahan tuhanmu akan melimpahkan rahmatnya kepadamu, dan sekiranya kamu kembali kepada kedurhakaan, niscaya kami kembali mengazabmu dan kami jadikan neraka jahannam penjara bagi orang orang yang tidak beriman. (Qs/17: 8)

C.   Fungsi كاد و اخواتها
كاد و اخواتها ketika berada dalam kalimat selalu mengunakan fi’il ma>d}i kecualiو أشك  كاد, kedua fi’il ini kadang berbentuk fi’il muda>ri’ dalam kalimat. كاد و اخواتها berfungsi seperti كان و اخواتها akan tetapi khabar nya wajib berbentuk jumlah dan terkadang menggunakan isim mufrad setelah fi’il كاد و عسي .[18]
Ada beberapa fungsi atau penggunaan كاد و اخواتها yang dipadukan dengan dalam kalimat yang menggunakan أن yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.      أفعال yang khabarnya selalu dipadukan dengan أن,[19] yaitu: حرى واخلولق.
Contohnya:
-          حرى المسافر أن بعود
-          اخلزلق المطر أن يسقط
2.      أفعال yang boleh dipadukan dan boleh juga tidak dipadukan dengan أن, yaitu: كاد وأوشك وكرب وعسى. Akan tetapi dalam hal ini كاد و كرب banyak digunakan tanpa menggunakan أن pada khabarnya. Dan عسي و أوشك kebanyakan menggunakan huruf أن pada khabarnya.[20]
Contohnya:
-          أوشك الظلم أن ينتهي
-          عسى الله أن يجيب الدعاء
-          كاد البرق أن يخطف أبصارنا
4.      أفعال yang tidak biasa dipadukan dengan أن sama sekali, yaitu seluruh افعال الشروع,[21] hal ini disebabkan oleh makna atau arti dari افعال الشروع yang bermakna telah dimulainya sesuatu, sedangkan أن bermakna sesuatu yang baru akan terjadi.
Contohnya:
-          أنشأ الغني ينعق ماله علي أعمال الخير
-          بدأت النبات ينمو
-          جعل اللاعبوم يتدربون بنشاط
Kemudian khabar pada كاد و اخواتها diikat dalam tiga aturan, yaitu:
1.      Khabar كاد و اخواتها harus  berbentuk fi’il muda>ri’ yang menngunakan dami>r atau isim d}ahi>r merujuk pada isimnya
Contohnya:
-          لَا يَكَادُونَ يَفقَهُونَ حَدِيثَا
-          عسي المريض أن يذهب مريضه

2.      Khabar كاد و اخواتها dapat diakhirkan dan dapat pula berada diantara fi’il dan isimnya. Khabar كاد و اخواتها dapat juga dihapus apabila maksud dari kalimat telah dipahami.
-          يكاد يبدأ الشيب
-          ما فعل ولكنه كاد
3.      Khabar كاد و اخواتها harus disertai dengan أن pada fi’il حري و إخلولق sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

D.  I’rab كاد و اخواتها
كاد و اخواتها adalah fi’il na>qis yang menunjukkan tiga waktu terjadinya khabar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemudian apabila كاد disandarkan pada dha>mir mutakallim dan mukha>tab maka dihapus alifnya. Adapun I’rab pada كاد و اخواتها adalah:
Contohnya:
-          كَادَ زَيدُ يَرسَبُ
كاد           : فعل ماضي ناقص مبني علي الفتح
زيد           : إسم "كاد" مرفوع باضمة الضاهرة
يرسب       :فعل المضارع مرفوع بالضمة الضاهرة و فاعله ضمير مستتر تقديره "هو" و جملة "يرسب" في محل نصب خبر "كاد"[22]

-          كَادَ الفَقرُ أَن يَكُونَ كُفرًا
كاد          : فعل ماضي ناقص مبني علي الفتح
الفقر        : إسم "كاد" مرفوع باضمة الضاهرة
أن           : حرف مصدري و نصب و إستقبال مبني علي السكون لا محمل له من الإ عراب
يكون        : فعل ماضي ناقص منصوب بالفتح الظاهرة و إسمه ضمير مستتر فيه جوازا تقديره هو
كفرا         : خبر "يكون" منصوب بالفتح الظاهرة والمصدر المؤول من "أن يكون كفرا اي صاحب كفرا، في محل نصب خبر "كاد"[23]
  
BAB III
PENUTUP

Simpulan
1.      Lafazh مقاربة  adalah bentuk مصدر dari lafazh قارب yang berarti dekat, atau hampir saja terjadi, menunjukkan waktu yang dekat terjadinya. Adapun  الشروع merupakan مصدر dari kata kerja شرع yang bermakna memulai, sehingga kata kerja ini digunakan untuk keterangan memulai sesuau pekerjaan. Sedangkan الرجاء  berarti mengharap atau menginginkan. كاد و اخواتها yang terdiri dari sebelas فعلا yaitu: كاد، كرب، اوشك، عسي، حري، اخلولق، جعل، طفق، اخذ، علق و انشأ , semua ini termasuk kata kerja kecuali عسي. Za>hid bin S|a’lab mengatakan bahwa عسي bukanlah kata kerja melainkan حرف, akan tetapi Ibn Sarra>j menganggap bahwa عسي adalah kata kerja karena dimasuki oleh تاء الفاعل و اخواتها, seperti: عسيت، عسيتما، عسيتم، عسيتن. Semua jenis فعل ini berfungsi seperti  كان و اخواتها, yaitu ketika berada di depan Mubtada’ maka isim-nya menjadi marfu>’ dan khabarnya menjadi mansu>b. Akan tetapi khabar dalam كاد و اخواتها diharuskan atau diwajibkan berbentuk fi’il mudha>ri’ atau جملة فعلية.[24] Namun seluruh افعال المقاربة tidak berfungsi untuk menerangkan atau menunjukkan suatu  pekerjaan yang dekat terjadi.
2.      كاد و اخواتها terbagi menjadi tiga, yaitu:
a.       افعال الشروع adalah fi’il yang digunakan untuk menunjukkan dimulainya suatu pekerjaan.
b.      افعال المقاربة adalah fi’il yang digunakan untuk menunjukkan makna dekatnya suatu perbuatan terjadi
c.       افعال الرجاء adalah fi’il yang menunjukkan suatu pengharapan terjadinya sesuatu perbuatan.
3.      كاد و اخواتها ketika berada di depan mubtada’ dan khabar maka isimnya menjadi marfu’ dan khabarnya menjadi mansu>b.
4.      I’rab pada كاد و اخواتها yaitu, menasab isimnya dengan fathah dan merafa’ khabarnya dengan d}ammah.















[1]Ahmad Mustafa> al-Mura>gi> dan Muhammad Sa>lim ‘Ali>, Tahzi>b al-Taud}i>h, Juz 1 (Riya>d: Maktabah al-Rusyd, 2009). h. 81.   
[2]Al-tabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudhor, Kamu>s Kara>bi Al-As}ri Arab Indonesia (Cet. IX; Yogyakarta: Multi Karia Grafika, 2004), h. 1441.
[3]Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudhor, Kamu>s Kara>bi Al-As}ri Arab, h. 1128.
[4]Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudhor, Kamu>s Kara>bi Al-As}ri Arab Indonesia, h. 959.
[5]‘Abdullah bin Abdul Rahman al-‘Aqi>l, Syarh} ibn ‘Aqi>l ‘ala> Alfiyat ibn al-Ma>lik (Cet. VI; Lebanon: Dar al-Kutu>b al-Ilmiyyah, 2010), h. 165.
[6]Ami>l Badi>’ Ya’qu<>b,  al-Nah}u wa al-s}arf wa al-I’ra>b (Cet. II; Beirut: Dar al-Ilm li al-Mala>yi>n, 195), h. 539.
[7]‘Abdullah bin Abdul Rahman al-A’qi>l, Syarh} ibn A’qi>l ‘ala> Alfiyat ibn Ma>lik, h. 165.
[8]Abbas Hasa>n, al-Nah}u al-Wa>fi> (Cet. III; Mesir: Dar al-Ma’a>rif, tt), h. 525-526.
[9]Dalam hal ini para ahli al-Nahu berbeda pendapat, ada yang memboleh untuk menempatkannya ditengah tengah dan ada juga yang tidak membolehkannya.
[10]Abbas Hasa>n, al-Nah}u al-Wa>fi> (Cet. III; Mesir: Dar al-Ma’a>rif, tt), h. 523.
[11]Syamsuddin Muhammad Ara>’ini, Ilmu Al-Nahu Terjemah Mutammimah Aju>ru>miyah (Cet. XVIII; Bandung: Sinar Baru Algensido, 2015), h. 178.
[12]‘Abd al-‘A>li Sa>lim, Ham’u al-Hawa>mi’ fi> al-Syarh Jam’i al-Jawa>mi’ Juz II (Kuwait: Da>r al-Buh}u>s al-Ilmiyyah, 1975), h. 131.
[13]Must}a>fa al-Gula>ya>ini>, Jami’ al-Duru>s al-Arabiyyah Juz I (Bairu>t: al-Maktabah al-As}riyyah, 1994), h. 258.

[14]Ami>l Badi>’ Ya’qu<>b,  al-Nah}u wa al-s}arf wa al-I’ra>b, h. 539.
[15]Abbas Hasa>n, al-Nah}u al-Wa>fi> (Cet. III; Mesir: Dar al-Ma’a>rif, tt), h. 527.  
[16]Syamsuddin Muhammad Ara>’ini, Ilmu Al-Nahu Terjemah Mutammimah Aju>ru>miyah, h. 179
[17]‘Abd al-‘A>li Sa>lim, Ham’u al-Hawa>mi’ fi> al-Syarh Jam’i al-Jawa>mi’ Juz II, h. 131.
[18]Ahmad Mustafa> al-Mura>gi> dan Muhammad Sa>lim ‘Ali>, Tahzi>b al-Taud}i>h, Juz 1. h. 81.    
[19]Ami>l Badi>’ Ya’qu<>b,  al-Nah}u wa al-s}arf wa al-I’ra>b, h. 539.
[20]Ami>l Badi>’ Ya’qu<>b,  al-Nah}u wa al-s}arf wa al-I’ra>b, h. 540.
[21]Ami>l Badi> Ya’qu<>b,  An-al-Nahu Al-sharf Al-I’rab, h. 540.
[22]Ami>l Badi>’ Ya’qu<>b,  al-Nah}u wa al-s}arf wa al-I’ra>b, h. 538.
[23]Ami>l Badi>’ Ya’qu<>b,  al-Nah}u wa al-s}arf wa al-I’ra>b, h. 538.

1 komentar: